Rabu, 22 Januari 2014

yang ini cerpen karangan sahabat aku nihh :)

“SATU JAM UNTUK SAHABAT”
(karya : Siti Mutiah)
            Hari terasa begitu cepat berganti,siang menjadi malam. Di sore hari yang cerah ini terlihat 2 orang sahabat yang sedang menikmati indahnya pemandangan di taman.
Sandra menatap pilu wajah Dennis,seorang sahabat yang kini menderita penyakkit kelainan jantung. Mereka selalu menghabiskan waktu berdua,hari semakin sore,sinar mentaripun sudah meredup dan cuaca semakin dingin.
Sandra kemudian mengajak Dennis untuk pulang ke rumahnya,selama di prjalanan mereka selalu bercanda dan bergurau.
Mereka berdua bersahabat sejak kecil dan sejak kecil pula Dennis telah di vonis oleh dokter mengidap penyakit kelainan jantung.
            Dennis tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya,dia selalu semangat menjalankan hari-harinya bersama orang-orang yang dia sayangi. Ayah Dennis seorang Dokter namun tetap dia tidak bisa menyembuhkan anaknya. Kedua orang tua Dennis begitu tegar menghadapi cobaan yang menimpa anak semata wayangnya itu.
            “Mah haruskan Dennis melakukan kemo lagi ?” kata Dennis kepada sang mamah. “tentu sayang kamu harus melakukan kemo,kamu harus yakin kalau kamu pasti sembuh”. Kata sang mamah menyemangati Dennis.
“Iya nis kamu harus semangat,nggk boleh putus asa seperti itu”. Kata Sandra ikut memberikan semangat.
            Satu minggu Dennis tidak masuk sekolah dan Sandrapun merasa kesepian. Namun hari ini Dennis masuk sekolah dan pastinya dia tertinggal banyak pelajaran. Mereka satu sekolahan dan satu angkatan tetapi beda kelas,Sndra kelas XII IPA 1 dan Dennis kelas XII IPA 3.
“Sandra nanti pulang sekolah ke rumah aku dulu yah,aku mau mimta di ajarkan pelajaran-pelajaran yang tertinggal kemarin”.Kata Dennis “oke nis siap kebetulan aku pulang sekolah tidak ada kegiatan”.Kata Sandra
Mereka berdua belajar sampai sore.
            Mereka berdua sangat dekat,mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Banyak orang yang menyangka bahwa mereka itu sepasang kekasih,tapi nyatanya tidak mereka hanya sebagai sahabat.
            Pagipun tiba,Sandra dengan semangatnya berangkat ke sekolah. Setiba di sekolah Sandra mencari sosok Dennis di kelasnya,tetapi yang di carinya tidak ada. “Heii !”katanya pada salah satu teman sekelas Dennis. “kau lihat Dennis tidak?”
Teman sekelas Dennis menjawab, “kau belum tahu ya? tadi malam Dennis di bawa ke rumah sakit. Katanya kini dia di rawat di ICU !”
             Sandra tak percaya mendengar berita itu. Kemarin sore Dennis masih sempat belajar dan bercanda dengannya.
Sepulanng sekolah Sandra langsung pergi ke rumah sakit dan di depan ruang ICU sandra melihat papah Dennis sedang duduk sambil menutup wajahnya. Sandra mendekatinya sambil terengah-engah dan duduk di samping lelaki itu.
            “Oom !” katanya sambil menelan ludah, “bagaimana keadaan Dennis?”
            Papah Dennis membuka matanya dan menatap Sandra. “Dia sekarang sedang tidur,keadaannya sudah membaik.”
Sandra begitu lega, “syukurlah kalau begitu!”
            “Jantungnya sempat berhenti tadi pagi!”kata papah Dennis sedih.
Sandra hampir menangis mendengar berita itu.
“Aku ayah yang payah!” desah papah Dennis, “aku bisa menyelamatkan nyawa orang lain,tetapi nyaris tidak mampu menyelamatkan nyawa anakkku sendiri.”
Sandra menghibur lelaki di sampingya “oom gak payah ko! Dennis saja bercita-cita ingin menjadi Dokter seperti oom.”
“Oya?” papah Dennis sedikit terhibur. Sandra mengangguk sambil tersenyum. “oom boolehkan saya menemui Dennis?”
“kenapa tidak,silahkan saja Sandra”katanya.
Sandra masuk ke ruangan Dennis,tetapi Sandra hanya bisa melihatnya saja,dia tidak bisa mengobrol dengan Dennis karena Dennis sedang beristirahat.
            Lima hari kemudian Dennis membereskan barangnnya dari lemari rumah sakit,dan tentunya Sandra juga ikut menemaninya. Hari ini Dennis akan pulang dari rumah sakit karena para Dokter sudah mengizinkannya untuk pulang.
            Di pagi hari yang cerah ini Sandra dan Dennis sangat bersemanngat untuk berangkat ke sekolah,mereka berdua berangkat bersama.
Sepulang sekolah mereka pergi ke taman,seperti biasa mereka selalu pergi ke taman setelah pulang sekolah.
Di lihatnya sekeliling mereka,terlihat banyak orang yang sedang berolah raga atau bermain di sore hari.
            “Dennis apakah kau pernah berolah raga atau bermain seperti yang lainnya?”kata Sandra kepada Dennis
“Aku tidak suka berolah raga,walaupun aku berolah raga,itu tidak boleh terlalu cape,aku tidak bisa merasakan kehidupan normal seperti yang lainnya!”kata Dennis jujur. Sandra menatap Dennis dengan sedih dan menggenggam tangannya.
            “Sandra...”kata Dennis tiba-tiba, “ada yang harus ku katakan padamu.”
            “Apa?”
            Dennis menarik napas “kemarin papah berbicara padaku. Katanya para Dokter menyarankan agar aku menjalani operasi jantung.”
“Kenapa?”protes Sandra, “bukankah kau baik-baik saja? Minggu kemarin kau keluar dari rumah sakit karena kamu sudah  membaik,kan?”
Dennis menggeleng, “kemarin aku menjalani pemeriksaan lagi,para Dokter menyimpulkan bahwa aku harus menjalani operasi.”
            “Apakah begitu parah?” tanya Sandra sedih
            “Aku sungguh tidak tahu!”kata leon, “operasi ini sangat beresika papah tidak mau aku menjalaninya,tapi ada kemungkinan aku bisa sembuh setelah menjalaninya!”
            “Tapi ada kemungkinan kau juga akan mati!”Sandra menyelanya
            Dennis mengangguk.
            “Kalau begitu jangan di operasi!”kata Sandra “setidaknya kau masih bisa hidup lebih lama lagi,kan?”
Dennis menatap Sandra. “Tapi aku sudah memutuskan untuk menjalani operasi!”
“Mengapa?!!”teriak Sandra “kau bisa mati Dennis!!”
“Aku tahu!”balas Dennis keras.
“Baiklah,kalau itu sudah menjadi keputusanmu,aku hanya bisa berdo’a agar semuanya berjalan  dengan lancar.”kata Sandra mulai tenang
“Terima kasih Sandra kau sudah mengizinkan aku untuk di operasi.”kata Dennis
Hari semakin gelap dan mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah.
            Satu minggu berlalu,hari ini Sandra berada di rumah Dennis untuk bersama-sama ke rumah sakit,Dennis akan di operasi hari ini. Sebelum Sandra menemui Dennis di kamarnya,dia menemui ke-dua orang tua pemuda itu.
“Terima kasih kamu mau menemani Dennis di rumah sakit!”kata mamah Dennis. “Dennis terlihat lebih semangat menjalani hari-harinya setiap bersamamu!”
“Oom,tante,”kata Sandra kepada keduanya, “saya ingin memohon satu hal!”
“Apa Sandra?”
“Sebelum saya membawa Dennis ke rumah sakit,saya ingin membawanya ke suatu tempat!”
Papah dan mamah Dennis terdiam.
“Saya mohon satu jam saja!”kata Sandra memohon.
“Baiklah Sandra!”katanya, “kau boleh melakukannya”.
“Terima kasih omm,tante”kata Sandra lega.
“Kau sudah siap?”tanya Sandra ketika melihat Dennis turun dari tangga.
Dennis mengangguk.
            Satu jam kemudian,Dennis menatap Sandra kebingungan. Mereka berhenti di sebuah taman rekreasi.
            “Kenapa kau membawaku kesini?”tanya Dennis, “bukankah kita harus ke rumah sakit?”
            Sandra malah balik bertanya, “pernahkah kau kemari?”
            Dennis menggeleng.
“Waktu itu kamu pernah bilang bahwa kamu tidak bisa merasakan kehidupan normal seperti orang lainnya,nahh ssekarang aku akan memberimu kesempatan untuk merasakan kehidupan norrmal selama satu jam di taman rekreasi ini”.
            Dennis sangat gembira karena Sandra mengajaknya kemari,tetapi ketika melihat atraksi permainan di taman rekreasi itu,Dennis langsung mendesah,dia tidak mungkin main atraksi-atraksi yang ada di sana.
            Sandra menggenggam tangannya dan langsung menuju sebuah komedi putar. “Ayo kita naik!”
“Tapi kebanyakan yang naik anak kecil!”Dennis memprotes.
“Terus kenapa?kalau kita mau main sebaiknya kita main bersama. Aku tahu kamu tidak bisa naik atraksi yang lain,tetapi aku bisa menemanimu main komedi putar ini!”kata Sandra
            Dennis tertawa mendengar penuturan Sandra dan akhirnya mereka bermain komedi putar sampai 2x. Setelah itu mereka berfoto-foto di depan komedi putar.
“Apa kau sudah mulai menikmati kehidupan normal_mu?”tanya Sandra
Dennis menjawab dengan pasti. “Ya!”
“Kalau begitu rencanaku berhasil”kata Sandra.
            Sandra membawa Dennis berkeliling taman rekreasi selama beberapa saat. Ketika 1 jam berlalu,mereka kembali ke pintu keluar. Sambil kembali ke mobil,Sandra berkata dengan serius.
“Dennis ada yang ingin aku katakan!”kata Sandra
“Apa itu?”
Sandra menggenggam tangan Dennis. “Saat kamu di operasi nanti,aku tidak mau kamu takut pada apapun. Kamu tidak usah takut kehilanganku,aku akan selalu menemanimu. Aku berjanji tidak akan kenapa-napa walaupun kamu tidak berhasil di operasi,kamu pasti bisa melakukannya,jadi lakukanlah operasimu dengan tenang.”
            Dennis menggenggam tangan Sandra. “Aku juga tidak ingin kamu takut kehilangan aku. Apapun nanti yang terjadi aku akan selalu ada di hatimu.”
“Aku tahu”kata Sandra berkaca-kaca
“Terima kasih untuk rekreasinya,ayo kita ke rumah sakit sekarang!”
Sandra mengangguk.
            Sepanjang perjalanan ke rumah sakit mereka selalu bercanda. Dennis tertawa terbahak-bahak mendengar lelucon Sandra. Lalu tiba-tiba Dennis merasa sesak napas dan Sandra sangat panik.
“Dennis kamu kenapa?”tanyanya gelisah
“Sandra.....,”kata Dennis lemah
“Jangan berbicara Dennis,istirahatlah!”
            Dennis menggenggam tangan Sandra, “Sandra aku rasa waktuku telah tiba. Jangan sedih,aku yakin kamu akan baik-baik saja.”
Setelah itu Dennis tidak sadarkan diri. “Dennis....!!” Sandra menjerit keras.
            10 menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Dennis langsung di bawa ke ruang operasi,orang tua Dennis sudah menunggu di sana.
Setelah 1 jam dokter keluar dari ruangan operasi. Melihat ekspresi Dokter tersebut,Sandra tahu bahwa Dennis telah pergi. Mama Dennis menjerit sambil menangis,sementara papa Dennis memeluk istrinya dan tak lama kemudian ikut menangis.
            Sandra tidak percaya bahwa Dennis sudah tiada. Satu jam yang lalu mereka masih tertawa gembira di taman rekreasi, kini Sandra tidak bisa mendengar tawa pemuda itu lagi. Ketika melihat para suster membawa tubuh Dennis keluar dari ruang operasi, Sandra langsung mengahampirinya. Dennis seperti sdang tidur. Sandra meraih tangan Dennis dan menangis sekeras-kerasnya.

                        “Terima kasih untuk kebersamaaan kita selama ini. Pergilah dengan tenang dan percayalah aku akan baik-baik saja disini, dan aku tidak akan melupakanmu”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar